Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menilai, para pedagang pasar dan jajaran Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor layak mendapat apresiasi dan penghargaan karena telah mengikuti protokol kesehatan sehingga tidak ada klaster pasar yang terjadi di Kota Bogor.
Menurut Dedie, ini menjadi prestasi tersendiri karena para pedagang telah menahan diri untuk tidak ‘sembrono’ dalam menjalankan aktivitas jual belinya mencegah terjadinya penularan Covid-19.
“Yang pasti kita berharap dari para pedagang tetap berkontribusi dan menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan atau penyebaran Covid-19 di Kota Bogor,” kata Dedie usai menyerahkan Face Shield kepada para pedagang bantuan dari Gojek di Pasar Sukasari, Jalan Siliwangi, Selasa (07/07/2020).
Dia berharap kepada warga yang berbelanja di pasar tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai salah satu wujud kontribusi dalam memutus rantai penyebaran virus mematikan ini.
Untuk masa Adaptasi Kebiasaan baru (AKB) yang mulai berjalan, menurut Dedie harus disikapi secara benar-benar dan bijak serta direspon dengan langkah yang komprehensif.
Hal ini tidak terlepas adanya prediksi dari para ahli epidemiologi yang mengatakan bahwa puncak pandemi belum terjadi pada saat ini. Bahkan, ahli epidemiologi Jawa Barat memprediksi puncak pandemi akan terjadi pada Januari 2021 dengan jumlah terkonfirmasi kurang lebih 72 ribu orang.
“Untuk itu kita berharap dan terus berupaya agar jangan sampai prediksi tersebut benar-benar terjadi,” harap Dedie.
Kepada warga dan semua pihak, Dedie menghimbau dan mengajak untuk melakukan segala upaya agar prediksi yang disampaikan para ahli epidemiologi jangan sampai terjadi. Diantaranya dimulai dengan menjaga kesehatan dan kebersihan serta proteksi diri, menjalankan protokol kesehatan secara benar, rajin cuci tangan dan tetap menjaga jarak aman.
“Untuk saat ini itulah vaksin kita, karena vaksin sebenarnya belum ditemukan,” jelasnya.
Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor, Muzakkir menyebutkan, total ada 12 pasar di Kota Bogor yang menampung 8.000 pedagang di dalamnya. Tercatat, dari 2.000 orang lebih rapid test yang telah dilaksanakan hampir tidak ada kasus Covid-19 di pasar.
Kepada para Pedagang Kaki Lima (PKL), Muzakkir berharap agar para PKL tidak merusak sistem pasar yang sudah terbentuk. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui programnya senantiasa berusaha memuliakan para PKL untuk berjualan di dalam pasar sehingga ‘marwahnya’ naik. (Prokompim)