Wali Kota Bogor Bima Arya mendampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau protokol kesehatan di sejumlah sektor di Kota Bogor, Jumat (26/6/2020). Selain itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan tes massal Covid-19 yang menargetkan santri di pondok pesantren dan penumpang KRL yang pulang bekerja dari Jakarta.
“Sore tadi dengan Pak Gubernur memantau pantau pelaksanaan rapid test di Stasiun Bogor. Dari 500, ada 8 yang reaktif dan langsung di swab. Semoga hasilnya negatif,” ungkap Bima Arya.
“Pemkot Bogor akan rutinkan test massal di stasiun untuk mengetahui secara lebih akurat tingkat kerentanan penularan Covid-19 bagi penumpang Kereta Api. Selalu waspada. Pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak,” tambahnya.
Sebelum ke Stasiun Bogor, Ridwan Kamil dan Bima Arya melakukan peninjauan ke Pondok Pesantren Al-Falakiyah di Pagentongan, Loji, Bogor Barat. Kedatangan mereka disambut pengasuh pesantren KH Tubagus Asep Zulfiqor.
Selain melihat protokol kesehatan di pesantren tersebut, dilakukan juga tes massal kepada para santri. “Saya bersama Pak Wali Kota Bogor melakukan kunjungan dan silaturahmi di Pesantren Al-Falakiyah, Bogor Barat. Mengecek persiapan protokol kesehatan. Setelah saya amati semua telah dilakukan dengan baik. Ada ekstra pengecekan rapid test pada santri, kemudian juga masker yang menjadi kewajiban, jaga jarak dan cuci tangan akan diberlakukan dalam proses belajar mengajar,” ungkap Ridwan Kamil.
Menurutnya, di Jawa Barat pesantren sudah bisa dibuka dengan penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). “Pesantren memang dibuka lebih dulu dari sekolah umum karena pesantren start dan finish-nya berbeda-beda. Kurikulumnya juga berbeda-beda. Jadi kalau satu buka, satunya belum tidak masalah. Berbeda dengan sekolah umum yang start finishnya berbarengan,” ujarnya.
“Di Kota Bogor, maupun kami di Provinsi sangat mendengar nasehat para ulama, kyai untuk kita pastikan keamanan covid menjadi utama,” tambah dia.
Usai dari pesantren, Ridwan Kamil dan Bima Arya kemudian meninjau aktivitas di Stasiun Bogor. “Stasiun ini ada problem karena kapasitasnya dikurangi, maka kepada mereka sisanya itu sedang dicarikan solusinya. Kemarin ada bantuan bus ya, dari mana-mana termasuk dari pak Anies, tetapi masih kurang. Sehingga solusinya adalah kita akan tes warga Bogor yang naik kereta, apakah ada yang positif, kalau tidak ada berarti kita bisa mengusulkan jumlah kapasitas di dalam gerbongnya bisa lebih padat,” jelas Ridwan Kamil.
Tetapi, lanjutnya, jika ditemukan banyak yang positif berarti tetap diberlakukan pembatasan sepet yang sudah berjalan saat ini atau disebut dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). “Secara bertahap jadi kita lihat mudah-mudahan hasilnya tidak banyak yang positif sehingga Kang Bima selaku Wali Kota bisa mengusulkan dalam satu gerbong bisa persentasenya diperbesar,” katanya.
Selain sektor pendidikan dan transportasi, kunjungan Ridwan Kamil di Kota Bogor juga melihat sejumlah protokol kesehatan di sektor restoran, salah satunya di RM Bumi Aki. (prokompim)