Hubungi Kami       

21 Syawal 1445 H

Tradisi Ngabungbang, Tradisi Mensucikan Diri dan Tolak Bala

tradisi-ngabungbang,-tradisi-mensucikan-diri-dan-tolak-bala.png

Tradisi ngabungbang merupakan tradisi yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat suku Sunda setiap tanggal 14 mulud sejak dahulu yang merupakan tradisi turun temurun. Ngabungbang berasal dari kata ‘Nga’ yang berarti ngahijikeun atau menyatukan dalam bahasa Indonesia, bungbang artinya membuang atau membersihkan. Jadi, tradisi ngabungbang dapat disimpulkan sebagai tradisi membuang, membersihkan serta menyatukan diri.

 

Di zaman serba digital seperti sekarang, tradisi ngabungbang masih sering dilakukan oleh masyarakat di daerah Caringin, Bogor tepatnya di desa Cimande Jaya dan Lemah duhur yang bertujuan hanya memfokuskan diri atas apa yang telah diperbuat entah itu kesalahan pribadi atau sesama kepada sang pencipta. Selain itu, ngabungbang memiliki tujuan untuk mencapai segala kemakmuran, kualitas hidup serta cita-cita yang ingin digapai oleh masyarakat yang menjalankan tradisi ngabungbang.

 

Sejarah awal mula tradisi Ngabungbang tidak diketahui secara pasti. Tradisi ini telah berlangsung turun temurun. Masyarakat meyakini bahwa ritual ini hanya berupa penghormatan terhadap leluhur mereka. Menurut kepercayaan warga sekitar, pada awalnya seorang tokoh bernama Mama H. Hasan sering melakukan kegiatan tidak tidur hingga tengah malam dan mandi di mata air Cikahuripan setiap tanggal 14 Mulud tepat ketika bulan purnama. Beliau berpesan kepada salah seorang kerabatnya bahwa sering-seringlah mandi di mata air Cikahuripan setiap tanggal 14 Mulud bulan purnama dan buatlah sesaji dengan menyertakan tembakau daun jagung.

Seiring perkembangan zaman, tradisi Ngabungbang juga mengalami beberapa perubahan atau modifikasi. Bila sebelumnya banyak yang menggunakan tradisi Ngabungbang untuk tujuan-tujuan pribadi seperti ilmu gaib dan menjadi kaya raya, kini tradisi ini lebih bertujuan untuk memperoleh kesucian spiritual. Upacara Ngabungbang kini juga memiliki tujuan yang jauh lebih baik, yakni sebagai media untuk membersihkan diri dari setiap masing-masing warga desa dengan cara bersih bumi dengan harapan akan mampu mencapai jatidiri yang suci dan bersih.

Editor : Diskominfo Kota Bogor

Share On : Twitter Facebook Google+
Boklet Terbaru

Survey Kepuasan Masyarakat

Profile DISKOMINFOSTANDI

Info SMARTCITY 2018

Booklet Smart City Kota Bogor 2018

Booklet Smart City Kota Bogor 2019

Booklet Smart City Kota Bogor 2020

Booklet Smart City Kota Bogor 2021

News On Kominfo