Penipuan online semakin marak seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya aktivitas digital masyarakat. Modus yang digunakan para pelaku sangat beragam, mulai phising, scam investasi, hingga penipuan belanja online. Mereka biasanya mmanfaatkan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi atau mentransfr sejumlah uang. Dengan menggunakan teknik manipulasi psikologis, penipu sering kali menciptakan situasi mendesak agar korban tidak berpikir panjang.
Cara Kerja
Cara kerja penipuan online umumnya melibatkan pembuatan situs web palsu, akun media sosial palsu, atau pesan yang tampak resmi dari lembaga terpercaya. Pelaku sering kali berpura-pura sebagai pihak bank, perusahaan e-commerce, atau teman dekat yang membutuhkan bantuan mendesak. Mereka menggunakan taktik seperti hadiah palsu, permintaan OTP (One-Time Password), atau ancaman pemblokiran akun untuk menipu korban. Jika tidak berhati-hati, seseorang bisa dengan mudah terjebak dan kehilangan data pribadi maupun uang.
Cara Menghindari
Untuk menghindari penipuan online, penting bagi kita untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya pada informasi yang mencurigakan. Jangan pernah memberikan data pribadi atau kode OTP kepada siapa pun, terutama jika diminta melalui pesan atau telepon yang tidak resmi. Selalu verifikasi keaslian situs web atau akun dengan memastikan alamat URL dan tanda keamanan seperti HTTPS. Selain itu, tingkatkan literasi digital dengan mengikuti berita terbaru tentang modus penipuan agar lebih siap menghadapi ancaman siber.
Penulis : Vanessa Orlando