Hubungi Kami       

20 Jumadil Akhir 1446 H

Pola Konsumsi Media Bergeser Dari Media Cetak Ke Internet

pola-konsumsi-media-bergeser-dari-media-cetak-ke-internet.jpg

ImagePertumbuhan media online yang dudukung keberadaan jejaring sosial telah menguatkan kehidupan pers di Indonesia.  Bahkan, data dari sebuah perusahan konsiltan media dan internet menyebutkan, pola konsumsi media sebagian besar orang Indonesia lebih banyak dihabiskan melalui internet dibandingkan media cetak.

 
Kondisi ini, menurut Asisten Tata Praja Sekretariat Daerah Kota Bogor Ade Syarif Hidayat, membuat eksistensi pers baik ditingkat nasional maupun lokal menjadi kuat.  Keberadaan media online sudah menjadi konsumsi masyarakat untuk memperoleh informasi dan berita – berita yang lebih update. 

Pemerintah tidak lagi memiliki kewenangan mencabut izin pers atau melakukan penangkapan terhadap wartawan.  “Kondisi ini berbeda dengan situasi pers pada era sebelum reformasi, “ kata Ade Syarif Hidayat mewakili Walikota Bogor ketika menghadiri Hari Pers Nasional 2011 dan hari Ulang Tahun ke 65 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang di gelar di Sekrtariat PWI Perwakilan Bogor, Jalan Kesehatan Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor,  Rabu (9/2/2011). 

Ade membandingkan kehidupan pers nasional saat ini jauh lebih baik dengan negara Jiran Malaysia, dan Singapura. Perkembangan pers yang begitu pesat telah pula mendorong tumbuh dan berkembangnya demokrasi ditengah masyarakat. Pers pun telah banyak menjalankan fungsi kontrol yang benar kepada para penyelenggara negara.
 
Hanya saja, diakui Ade Syarif, kebebasan pers saat ini telah menyisakan sejumlah persoalan diantaranya  makin banyaknya kekecewaan masyarakat terhadap profesionalisme wartawan dalam melaksanakan tugas Jurnalistik.  Hal ini terungkap dari data pengaduan yang diterima dewan pers terkait pemberiataan di media. Dewan pers telah menerima kurang lebih 1.500 pengaduan dari sejumlah pihak mulai, dari Presiden, Menteri, Gubernur, Pengusaha dan pihak-pihak lain yang merasa dirugikan.

Umumnya, persoalan itu mempersoalkan kode etik, ketidakakuratan data dan informasi yang disampaikan, dan pemberitaan yang cenderung menghakimi. Tidak sedikit media –media yang tergelincir berita – berita sensasi yang luput memberikan fakta-fakta untuk memenuhi keberimbangan.
 
Untuk itu, Ada Syarif mengajak kepada insan –insan pers di Kota Bogor untuk menyambut postif ajakan Presiden Sosilo Bambang Yudhoyono pada Hari Pers Nasional dan Hari Ulang tahun PWI dua tahun silam yang meminta insan pers sensor diri.

Pada kesempatan tersebut Ade membeberkan perkembangan pers Nasional dalam satu dekade terakhir khususnya sejak era reformasi. Data dewan pers menyebutkan saat ini di Indonesia tercatat ada sekitar 850 media cetak, 2000 stasiun radio, dan 110 stasiun televisi.

Acara Hari Pers Nasional tahun 2011 dan HUT PWI ke 65 yang digelar PWI Perwakilan Kota Bogor diisi dengan dialog Interaktif dengan mengusung Tema Kebebasan Pers Dari dan Untuk Rakyat.

Hadir pada kesempatan tersebut Kapolres Bogor Kota AKBP Nugroho Slamet Wibowo, dan Kepala Kejaksanaan Negeri Bogor A.Ghazali Hadar, dan anggota Muspida Kota Bogor lainnya. (yan/lan)

Editor : Diskominfo Kota Bogor

Share On : Twitter Facebook Google+
Streaming Sipatahunan
Pengumuman

Booklet Smart City Kota Bogor 2024

Survey Kepuasan Masyarakat

Profile DISKOMINFOSTANDI

Info SMARTCITY 2018

Booklet Smart City Kota Bogor 2018

Booklet Smart City Kota Bogor 2019

Booklet Smart City Kota Bogor 2020

Booklet Smart City Kota Bogor 2021

News On Kominfo