Ketua Umum PP Muslimat Nahdhatul Ulama Khofifah Indar Parawansa mengharapkan kemajuan tekonologi informasi dapat dimanfaatkan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) perempuan untuk meningkatkan produktifitas mereka. Terlebih, masyarakat di Indonesia semakin melek teknologi informasi.

Hal ini dikatakan Khofifah dalam Forum Diskusi Publik Peran Ormas Perempuan dalam Komunikasi Politik yang digelar di Hotel Royal, Jalan Juanda Bogor, Rabu (21/9/2011).

Khofifah mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi informasi bisa di lihat dari dua sisi mata uang, baik konstruktif ataupun destruktif.  Ia mengharapkan dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi, dapat menjadi pintu masuk bagi peningkatan produktifitas. Ormas perempuan, baik lintas profesi, agama dan partai dapat melihat IT sebagai bagian dari peningkatan produktifitas bersama.

Seperti forum diskusi publik yang digagas oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi siang tadi. “Pada tataran inilah diskusi public pagi ini kita harap menjadi bagian dari pengayaan kita bersama bagaimana sesungguhnya peran ormas perempuan,” harap Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah mengungkapkan bahwa di beberapa Negara Asean, tidak banyak ditemukan negara yang memberikan kesempatan pada warganya untuk membangun asosiasi yang dapat meningkatkan proses peranan  masyarakat. Seperti Malaysia dan Singapura.

“Di Indonesia sesungguhnya ini surga bagi mereka yang akan melakukan proses partisipasi masyarakat, baik penguatan, perluasan dsb,” beber Khofifah.

Untuk itu, dengan adanya kondisi yang kondusif di Indonesia, para ormas perempuan diminta untuk memanfaatkan beragam kesempatan untuk meningkatkan produktifitas mereka.

“Tidak hanya bagaimana meningkatkan ormas perempuan, karena ada yang hadir disini adalah elemen perempuan dari lembaga-lembaga profesi dan parpol tetapi bahwa harapan kita ada kesadaran dan semangat kita untuk membangun jejaring relasi yang lebih luas lagi.
 
Tidak saja antar ormas dan parpol dalam negeri,. Tetapi juga Asean,” harap mantan Menteri Pemberdayaan perempuan di era Gus Dur itu. (dian)